Pulang kampung
Jika sudah membahas mengenai pulang
ke kampung , prasaan sudah sangat senang sekali karena sudah membayangkan
suasana kampung yang sejuk dan asri sekali. Sewaktu itu ibu saya dan kaka saya
sangat mendadak untuk mengajak pulang ke Jawa, tiba-tiba saat saya dikampus
ditelpon untuk segera langsung pulang sesudah mata kuliah dikampus selesai.
Selesainya kuliah sayapun langsung pulang kerumah, setibanya saya drumah
ternyata mobil dan barang-barang sudah disiapkan dan bulek saya atau adik dari
ibu sya pun sudah pada tiba dirumah saya beserta keponakan saya. Sayapun
langsung mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kejawa. Memang agak mendadak
tetapi dikarenakan tidak ada apa-apa, hanya ingin berlibur saja. Kamipun satu
mobil penuh dan yang menyetir mobil tersebut ialah suami kakak saya. Perjalanan
dari Jakarta menuju Jawa tepatnya Purworejo (kampung ibu saya) sekitar 12 jam
itupun jika tidak macet dan Solo (kampung bapak saya) itu sekitar 12 jam lebih
tepatnya saya kurang tahu.
Diperjalanan kamipun sering berhenti
karena ada anak kecil didalam mobil yang terkadang suka ingin buang air kecil
atau lain sebagainya. Kami dari Jakarta berangkat sekitar jam 3an sore, dan tiba
di Jawa sekitar jam 5an pagi atau sekitar subuh. Setibanya disana langitpun masih
gelap sekali tetapi banyak juga yang sudah berlalu lalang dijalanan, udaranya
pun begitu dingin dan sejuk sekali. Rumahnya nenek saya itu dibawah gunung,
sudah kebayang bukan dinginnya seperti apa. Sayapun dan yang lainnya harus naik
ke atas dulu dari jalan raya besar yang kami lewati tadi.
Tidak lama kemudian kamipun tiba,
dan sudah pada bangun yang berada didalam rumah nenek saya atau biasa dipanggil
mbah saya. Kamipun istirahat sejenak, seperti tidur-tiduran, minum the anget
dan ada juga yang langsung mandi. Sudah jelas saya mana berani subuh-subuh
mandi, karena sudah pasti airnya seperti dikasih es batu. Dan biasanya kalau
sudah di Jawa saya mandinya agak siang agar tidak terlalu dingin sekali. Tak
terasa waktupun berlalu dan sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi, saya dan sepupu
sayapun mengajak saudara saya yang ada dijawa untuk memetik duku dan
lain-lainnya. Sebelumnya mbah saya mempunyai hutan yang isinya ada manggis,
duren, cengkeh, duku dan hanya itu yang saya ketahui heheee. Saya dan sepupu saya
penasaran ingin melihat dan ingin langsung memtik hasil buah tersebut. Oiyaa
sebelumnya sewaktu kami pulang kampung tersebut itu pas banget dengan waktunya
panen buah duku. Sungguh sangat menyenangkan bukan.
Sayapun terus membujuk saudara saya
yang sering memanen buah duku dihutan tersebut, dan akhirnya saudara saya
tersebut pun mau untuk menemani saya dan yang lainnya untuk memetik atau
memanen dukunya langsung dari pohonnya. Disini hutan tersebut letaknya berada
di atas rumah mbah saya atau bisa dibilang dibawah gunung. Memang jika dilihat
ke atas hutan nya itu lumayan jauh dan menguras tenaga. Sebelumnya saudara saya
menyarankan untuk tidak menggunakan sandal jika mau naik ke atas dikarenakan
agak licin setelah hujan kemarin, tetapi saya tidak bisa jika tidak memakai
sandal, sayapun kekeh untuk memakai sandal.
Yaa perjalanan ke atas pun dimulai.
Baru beberapa menit saja saya sudah ngos-ngosan, beda dengan saudara saya dia
masih tetap kuat dan cepat jalannya. Sering kali saya meminta untuk berhenti
sejenak, kami ke hutan tersebut ada 6 oran, memang cukup ramai. Ternyata benar
perjalanan menuju ke atas tersebut memang agak licin dan sayapun harus
berhati-hati agar tidak terpeleset. Saya diberitahukan oleh saudara saya bahwa
kita melewati pohon durian milik mbah, dihutan tersebut banyak sekali
pohon-pohon buah milik warga yang lain juga.
Lumayan cukup lama dan jauh dan
menguras tenaga kamipun tiba tepat dibawah pohon duku milik mbah saya. Waw
ternyata benar panen dukupun sudah tiba, sangat kaget dan heran sekali karena
di satu pohon terdapat buah duku yang sangat banyak sekali. Untungnya diantara
6 oarng tersebut ada laki-lakinya dua orang yang siap untuk memanjat pohon
tersebut. Kamipun menyiapkan keranjang-keranjang sebagai wadah untuk buah duku
tersebut. Disini saya beritahukan gambarnya supaya lebih jelas lagi.
Ini gambar menuju pohon
duku tersebut, memang agak seram tetapi ternyata biasa saja karena kita
kesananya pun ramai-ramai.
Komentar
Posting Komentar